BerandaEKBISIndonesia Tekankan Komitmen Terhadap Multilateralisme dan Reformasi Arsitektur Global dalam Pertemuan G20

Indonesia Tekankan Komitmen Terhadap Multilateralisme dan Reformasi Arsitektur Global dalam Pertemuan G20

Foto: Indonesia dalam Pertemuan G20, di Sun City Resort, Provinsi North West, Afrika Selatan. (dok. Kemnko Perekonomian).

BELANEGARASherpa G20 Afrika Selatan, Amb. Zane Dangor, membuka Pertemuan Sherpa G20 ke-3 yang berlangsung pada tanggal 25-27 Juni 2025 di Sun City Resort, Provinsi North West, Afrika Selatan.

Dalam sambutannya, Amb. Dangor menekankan Solidaritas, Kesetaraan, dan Keberlanjutan—tema utama Presidensi G20 Afrika Selatan—sangat penting untuk memperkuat multilateralisme dan mendorong reformasi dalam arsitektur keuangan global, pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), dan respons bersama terhadap tantangan geopolitik dan ekonomi saat ini.

Pertemuan Sherpa ini menjadi tonggak penting dalam rangkaian G20 Presidensi Afrika Selatan tahun 2025 untuk memastikan hasil nyata dari proses Sherpa Track menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada bulan November 2025 di Johannesburg.

Pertemuan terdiri dari 6 (enam) sesi utama, diantaranya yaitu the contribution of the G20 to the global development agenda and to fostering equitable global governance, discussion on topical geopolitical issues, briefings on Finance Track dan Task Forces, joint session with the G20 Engagement Groups, the G20@20 Review, dan elements of the 2025 G20 Leaders’ Declaration.

Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama Republik Afrika Selatan Ronald Lamola hadir dalam pertemuan tersebut dan menyampaikan pidato pada sesi High Level Dialogue.

Menteri Lamola menegaskan bahwa G20 harus tetap menjadi forum utama kerja sama ekonomi internasional yang efektif dan inklusif di tengah meningkatnya tantangan global, termasuk konflik geopolitik, fragmentasi ekonomi, perubahan iklim, dan ketimpangan pembangunan.

Menteri Lamola menyoroti pentingnya memperkuat multilateralisme yang adil dan setara, serta mendorong tatanan global yang responsif terhadap kebutuhan negara berkembang.

Menteri Lamola juga menekankan perlunya agenda konkret untuk mempercepat implementasi SDGs, memperkuat ketahanan pangan dan energi, serta mendorong inovasi teknologi digital yang inklusif. Sebagian besar negara G20 menunjukkan kesamaan pandangan terkait keterlambatan pencapaian SDG yang secara eksplisit menyoroti bahwa hanya sebagian kecil target SDGs yang berada di jalur yang benar.

Pada sesi Plenary, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Ardiyanto selaku Co-Sous Sherpa G20 Indonesia menyoroti bahwa integrasi ekonomi global harus diperkuat di berbagai sektor strategis, termasuk ketahanan pangan, transisi energi, inklusi digital, dan industrialisasi hijau.

“Sebagai negara maritim dan ekonomi berkembang, Indonesia menyerukan urgensi reformasi arsitektur keuangan global dan penguatan sistem perdagangan multilateral yang adil dan transparan dengan WTO sebagai pusatnya,” ujar Co-Sous Sherpa G20 Ferry Ardiyanto dalam keterangannya diterima Minggu (13/7/25).

Selain itu, Co-Sous Sherpa menekankan perlunya peningkatan akses terhadap pembiayaan pembangunan yang setara bagi negara-negara berkembang.

Presidensi Afrika Selatan akan mengeluarkan dokumen G20@20 Review sebagai bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan G20 sejak pertama kali didirikan.

Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan terhadap G20, Indonesia kembali menegaskan dukungannya terhadap G20 sebagai forum utama kerja sama ekonomi internasional. Indonesia memandang G20 memiliki peran sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi global dan memberikan respons kolektif terhadap berbagai krisis.

“Indonesia mendorong penguatan efektivitas G20 melalui sistem evaluasi yang lebih kuat, koordinasi lintas jalur kebijakan yang lebih baik, dan partisipasi yang lebih inklusif dalam merespons tantangan global masa kini seperti transisi energi, transformasi digital, dan reformasi kelembagaan global,” tutur Co-Sous Sherpa Ferry Ardiyanto.

Sebagai penutup, Co-Sous Sherpa Ferry Ardiyanto menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap tatanan internasional berbasis aturan, tata kelola yang inklusif, dan multilateralisme sebagai prinsip utama. Indonesia mendorong agar Leaders’ Declaration mencerminkan aksi kolektif yang konkret untuk mendukung pertumbuhan ekonomi global yang tangguh dan berkelanjutan, termasuk dalam isu stabilitas rantai pasok, ketahanan pangan dan energi, pengelolaan mineral kritis yang berkeadilan, dan peningkatan konektivitas digital global.

Dalam rangkaian Pertemuan Sherpa G20 ke-3 ini, Co-Sous Sherpa Ferry Ardiyanto juga melakukan pertemuan bilateral dengan 3 negara anggota G20 yaitu Prancis, Meksiko, dan Inggris. Pertemuan membahas tindak lanjut kerja sama dengan Indonesia, baik pada tingkat bilateral maupun multilateral. (ekon.go.id/bn/SON)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Must Read

spot_img